Kamis, 21 Agustus 2014

Anakku (Nyaris) Tertukar

Kita harus mengenali bayi kita. Sejak kapan?  Ya sejak mereka baru lahir setidaknya kita harus memperhatikan ciri-ciri khusus bayi kita.
Sedikit pengalaman saya pada saat anakku baru lahir dan kebetulan lahir di luar kota yaitu kota Madiun. Kejadian ini terjadi 2 tahun yang lalu, tepatnya bulan Agustus 2012 di sebuah RSB di kota Madiun(maaf RSB nya off the record) Sehabis dimandikan, bayiku dikembalikan ke kamarku. Awalnya seh agak bingung karena baju dan bedongnya(selimut untuk membungkus bayi) bukan miliku. Dan kebetulan memang karena bayiku banyak geraknya, gelang tangan dari RSB tersebut sudah lepas. Kemudian bayi tersebut kuperhatikan, tiba - tiba ada rasa "hilang" di dadaku. Ini bukan bayiku. Yang aku tahu bayiku telinganya lebar ( bukan telinga gajah lho ;) ) dan kebetulan bayiku lebih putih juga lebih besar karena lahir 3,8 kg. Langsung deh aku memanggil susternya. Dia bawa kembali bayi itu (yang bukan bayiku) dibuka bedongnya dan kebetulan masih ada gelangnya. Suster itu kembali dan membawa bayiku yang asli. Pffffffffff............lega banget deh rasanya. Langsung ada aku perhatikan ciri-ciri detailnya bayiku, khawatir hal-hal seperti ini terjadi kembali.


Di bulan yang sama dan tahun yang sama juga Agustus 2012 anakku yang besar juga "Tertukar"
Kalau ini seh ceritanya di sekolah. Biasanya yang jemput papanya. Berhubung papanya gak sabaran nunggu anaknya keluar kelas ditinggal deh dia. Mau gak mau aku jemput dia yang notabene makan waktu di jalan. Sampai di sekolah, sekurity mengatakan kalau dia sudah dijemput sopir. Waduh.........saya ngomong ke sekurity kalau gak punya sopir, katanya mungkin teman papanya. Karena saya gak bawa HP, saya pulang dan kemudian telp suami. Saya bilang " Bos, jangan bercanda anakmu sudah dijemput khan sama temanmu?" Pikir saya waktu itu suami lagi 'ngerjain' saya. Otomatis suami langsung marah dan kita sama-sama berangkat lagi ke sekolah yang lumayan jaraknya dari rumah. Di tengah jalan kita sudah di telp sekurity katanya Salsa sudah di sekolah dan tadi ketuker. Pfffffff.............lega deh :)
Cerita punya cerita ternyata ada sopir baru yang disuruh jemput sama orang tua wali, tapi ini anak kelas 1. Sedangkan anakku kelas 2, tetapi namanya sama, Salsa. Sopir baru ini otomatis tidak tahu anak majikannya, yang dia tahu disuruh jemput anak yang bernama Salsa. Sedangkan anakku mau ikut karena wajah sopir tersebut mirip teman papanya.  Gubraaaaaak..................capek deh.  Kejadian itu jadi pelajaran buat aku juga anakku dan semoga hal ini adalah yang pertama dan terakhir bagi kami.